Dulu sekitar tahun 1880an, Galton
menemukan bahwa setiap orang sangat berbeda imajinasi mentalnya. Beberapa orang
seperti dirinya sendiri, memiliki imajinasi visual yang kuat; yang tidak
memilikinya, berpikir melalui kata-kata. Inilah yang terjadi selama ini; dan
ada juga individu yang dapat melakukan keduanya, berpikir untuk menentukan
pilihan pada beberapa kemampuan. (hal ini tidak benar, bagaimanapun juga, mudah
untuk memutuskan imajinasi apa yang digunakan orang itu, atau bahkan mereka
memiliki keduanya, imajinasi visual dan imajinasi verbal.) Dalam bab ini kita
akan mempertimbangkan dua jenis simbol yang digunakan dalam matematika, visual
dan verbal; keduanya merupakan imajinasi mental, dan hal lain yang ditandai
dengan simbol.
Simbol Visual dan Simbol Verbal
Pertama, penggunaan istilah simbol
perlu penjelasan lebih lanjut; karena ketika kata-kata dituliskan kata-kata itu
menjadi sesuatu yang dilihat, bukan didengar. Namun demikian kata-kata adalah
simbol yang berhubungan dengan pendengaran, dan cara mengkomunikasikannya
adalah ucapan, bukan tulisan. Jadi simbol verbal dapat kita akan artikan
sebagai kata yang diucapkan dan kata yang dituliskan.
Simbol visual jelas dicontohkan dengan
diagram, khususnya gambar bentuk-bentuk geometri. Tetapi ke dalam kategori mana
kita harus meletakkan simbol aljabar seperti ini?
Pada dasarnya ini adalah stenografi
lisan. Tulisan ini dapat dibaca dengan jelas, atau dikomunikasikan tanpa
melihat bentuk visual. Yang pertama dibaca sebagai ”Integral a sampai b dari sin x dx”; dan yang kedua sebagai ”himpunan semua nilai x sedemikian hingga x2
lebih besar atau sama dengan nol”. Keuntungan dari notasi-notasi aljabar tersebut
adalah, pertama, singkatan ini – menghemat waktu dan mengurangi kesalahan serta menambah
kejelasan dan kekuatan karena ide-ide yang dipertahankan muncul dalam waktu
yang singkat. Tetapi singkatan ini lebih bermanfaat. Mungkin ada sedikit
kecenderungan untuk membacanya; kemudian memberikan aspek visual. Tetapi dalam
pembicaraan yang sering digunakan, simbol aljabar dan simbol verbal biasa
digunakan daripada diagram dan gambar geometri. Contoh pernyataan yang sesuai,
adalah “Jika p adalah bilangan prima, dan atau ” (“jika p adalah bilangan prima, dan p membagi habis ab maka p membagi habis a
atau p membagi habis b”).
Kedua simbol, visual dan verbal
digunakan dalam matematika secara
bersamaan maupun terpisah. Oleh karena itu, kita menemukan diagram-diagram
dengan penjelasan verbal dan, bentuk perhitungan-perhitungan trigonometri; kita
menemukan kurva disertai persamaannya; tetapi kita juga menemukan bentuk
aljabar tanpa gambar atau diagram. Hal itu terlihat seolah-olah simbol verbal
(termasuk aljabar) sangat diperlukan , tetapi simbol visual tidak.
Meskipun terkadang simbol-simbol tidak
dibutuhkan, namun tidak ada keraguan bahwa simbol visual sangat berguna dan
mungkin simbol visual lebih dapat dimengerti daripada simbol verbal dalam
bentuk aljabar.
Sudah sepantasnya jika fungsi-fungsi
yang disimbolkan dengan dua cara yang berbeda, mungkin saling melengkapi. Ingat
pada pembahasan simbol di Bab V, tentang manfaat simbol. Pada bagian yang
membahas fungsi simbol matematika ini yang penting sekali. Sehingga, beberapa
sajian tentang bagaimana memilih dan menggunakan simbol dan menemukan satu yang
baru akan memberikan nilai sangat baik.
Simbol visual kelihatannya menjadi
dasar, paling tidak dalam menyajikan bentuk yang sederhana untuk menunjukkan
obyek yang sesungguhnya. Seperti yang ditunjukkan Piaget, sekalipun persepsi
kita terhadap sebuah obyek termasuk di dalamnya sebuah bentuk konsep. Ketika
kita melihat beberapa obyek dari sudut pandang tertentu dalam kesempatan
tertentu, pengalaman ini menimbulkan ingatan pada pengalaman-pengalaman yang
lalu sebagai sebuah abstraksi terhadap sesuatu. Kita mengakui pada saat kita
menemukan sebuah obyek baru tidak berdasarkan pada data masukan tetapi pada
konsep obyek yang diperoleh. Jadi sebuah gambaran visual, atau sebuah
representasi, dari sebuah obyek lebih baik digambarkan sebagai simbol; walaupun
konsep obyek ini merupakan aturan yang digunakan dalam matematika. Berdasarkan
sifat visual dari sebuah obyek kita lebih mudah menggambarkannya selama
digambarkan oleh simbol visual daripada simbol verbal.
Untuk contoh matematika, pertimbangkan
diagram ini, yang mewakili sebuah blok tinggi pada flats yang berdiri di atas
tanah. Untuk tujuan saat ini kami hanya tertarik dalam bentuk dan tingginya.
Selanjutnya kita merepresentasikan pengamatan
seorang surveyor. Dari sudut ketinggian dari atap bangunan, diambil pada jarak
100 meter dari bawah. Yang menarik untuk dicatat adalah surveyor itu sendiri
adalah observasinya direpresentasikan oleh simbol tertentu (titik dan garis)
pada saat pengukuran, dan tinggi yang tidak diketahui diwakili oleh simbol
aljabar verbal.
h
300
100 m
Tentu saja kita membutuhkan kedua, dan sesegera
melakukan perhitungan lalu melengkapinya .
h = 100 tan 300
Meskipun demikian diagram sangat membantu untuk mewakili keseluruhan
struktur masalah. Itu memberikan konteks
darimana perhitungan secara khusus diperlukan untuk diabstraksikan.
Meskipun lebih mendasar, gambaran
visual lebih sulit dikomunikasikan daripada yang lain. Untuk yang terakhir,
yang harus kita lakukan adalah mengubah pemikiran vokal kita ke dalam ucapan.
Tetapi untuk mengkomunikasikannya kita harus menggambar, melukis atau membuat
sebuah film. Ini memberikan pemikiran verbal lebih memberi keuntungan dari pada
visual. Lebih jauh lagi, sebuah pemikiran sangat berhubungan dengan penggunaan
simbol. Pemikiran yang sama diperoleh bersamaan dengan kesadaran, tentu saja,
simbol yang digunakan mempunyai perkiraan arti yang sama untuk keduanya. Jadi
ketika membicarakan pemikiran kita kepada orang lain, kita juga
mengkomunikasikan pemikiran tersebut kepada diri kita sendiri.
Pemikiran yang disosialisasikan
Dari
sini dapat dikatakan bahwa pemikiran verbal kita lebih mudah untuk
disosialisasikan, hal itu memperluas hasil akhir tidak hanya pemikiran kita
tetapi juga hal lain, dan interaksi keduanya. Untuk melihat sesuatu, secara
harafiah, dari sudut pandang orang lain, seharusnya kita berdiri di tempatnya,
atau menerima gambaran darinya, mengingat dia dapat mengatakan pada kita apa
yang dia lihat, dan kita dapat mendengar suara yang sama pada saat berdiri pada
tempat yang berbeda dan melihat arah yang berbeda. Pada sesuatu yang nyata, penglihatan bersifat
individu, pendengaran bersifat
kolektif. Dan ini menarik
untuk diperhatikan, ketika kita sangat berharap untuk menegaskan aspek individu
daripada aspek kolektif, kita berbicara tentang sebuah ”sudut pandang”. Bahkan ”aspek”
adalah sebuah perubahan visual. Jadi perbedaan antara dua jenis simbol ini,
adalah sebagai berikut:
Visual :
lebih sulit diutarakan, lebih individual.
Verbal :
lebih mudah diutarakan, lebih kolektif.
Manusia
adalah makhluk sosial; dan manfaat dari komunikasi sangatlah besar, adapun
keunggulannya, sebagaimana dinyatakan sebelumnya, dari pemikiran verbal dapat
dijelaskan berdasarkan pada dasar-dasar di atas. Tapi manfaat dari komunikasi
merupakan hal yang kebetulan (kita memiliki loudspeaker, tapi tidak
memiliki proyektor gambar) dan tidak timbul dengan sendirinya secara alami simbol-simbol itu. Memang, kadangkala dikatakan bahwa ”sebuah gambar sama dengan seribu kata”.
Jika memang demikian, maka dari pada menulis buku (sekitar 90.000 kata),
penulis akan lebih baik menghabiskan waktu dengan membuat 90 gambar. Dengan
teknik reproduksi modern, maka publikasi tidak memiliki kesulitan apapun. Lebih
lanjut, kata-kata yang ditulis kehilangan manfaat dari interaksi antara,
pendengar dan pembicara. Jadi apakah menulis buku dan membacanya, bukannya
menggambarnya dan melihat gambaran tersebut, hanyalah sekedar kebiasaan yang
diambil dari kebiasaan percakapan dan diskusi? Ataukah juga terdapat
manfaat-manfaat intrinsik di dalam simbol jenis verbal-aljabar?
Simbol-simbol visual di dalam geometri
Geometri
menunjukkan bahwa dirinya merupakan konteks yang menguntungkan
untuk menyelidiki pertanyaan, karena merupakan salah satu cabang matematika dimana diagram tampaknya merupakan bagian yang penting. Kita harus mencatat bahwa simbol yang dilibatkan
disini lebih abstrak daripada representasi visual dari sebuah objek. Bahkan
foto dari sebuah objek hanya menunjukkan aspek tunggal, dan untuk memperluas
hal tersebut akan membangkitkan konsep dari objek sebagai sesuatu dari keseluruhan,
dapat dijelaskan sebagai sebuah simbol untuk objek. Abstrak presentasi lainnya
lebih lanjut, biasanya menunjukkan bentuk, warna, tekstur, ukuran. Tingkat
abstraksi lainnya dapat ditemukan di dalam gambaran yang mewakili, bukan sebuah
objek secara khusus.
Sebuah
perbedaan penting antara kedua jenis simbol, foto dan kata, adalah yang satu
lebih tampak sebagai objek tipikal dari set/rangkaian yang diwakilinya, dimana
yang satunya lagi tidak tampak seperti itu. Jadi simbol visual ini, pada
tingkat apapun, memiliki hubungan yang lebih erat dengan konsep
daripada dengan simbol verbal. Hal yang sama berlaku bagi simbol-simbol
geometris. Berikut ini adalah simbol geometris:
Simbol verbal dari simbol
geometris diatas adalah lingkaran. Persamaan simbol geometris dengan konsepnya
memiliki kelebihan dan kekurangan. Manfaatnya adalah menimbulkan sifat-sifat konsep. Hal ini terjadi ketika kita menggambarkan secara visual beberapa
konsep secara bersama-sama. Diagram tersebut menjelaskan pada kita hubungan
antara konsep daripada representasi verbal dari konsep yang sama dengan lebih
jelas.
Sebuah
lingkaran demgan dua garis
singgung dari suatu titik diluar lingkaran; dan jari-jari melalui titik-titik singgung dari kedua garis singgung tersebut.
Sebuah ketidakuntungan karena simbol visual harus digambarkan supaya
dapat dikomunikasikan. Ingat, bahwa
simbol itu tidak menyajikan suatu lingkaran tertentu, garis singgung dan
lain-lain. Tetapi menyajikan variabel-variabel suatu lingkaran. Bukan pula
sebuah lingkaran dengan jari-jari dan diameter seperti yang terlihat.
Alasan-alasan penyajian secara Visual
Contoh
berikut menyatakan bahwa mungkin saja kita tetap menggunakan simbol visual
dengan keuntungannya lebih dari yang kita lakukan dalam penyajian. Dengan
beberapa konvensi sederhana, diagram tersebut tersampaikan dengan jelas dan
nyata.
- Garis
singgung lingkaran dari suatu titik yang berada di luar lingkaran adalah
sama panjangnya. (Perhatikan
bahwa diagram juga menunjukkan bagian-bagian
dari garis singgung yang kita maksudkan).
- Sudut
luar dari sebuah segitiga adalah jumlah dari sudut-sudut dalam yang
berhadapan. (ini pernyataan
umum. Kita mengatakan “obyek”, dan “ukuran obyek” adalah gagasan berbeda.
Di dalam diagram, sudut ditampilkan oleh sepasang garis, dan ukurannya
dengan huruf. Dan siapa yang akan tahu sudut yang mana yang kita maksud
dengan 'eksterior’ dan 'interior yang berlawanan tanpa diagram? Di sini
pernyataan lisan lebih rendah dari pernyataan visual .)
- Kita dapat juga menunjukkan teorema dan konversnya.
Sudut di dalam setengah lingkaran
adalah sudut siku-siku
Di sini,=> berarti 'implikasi'.
Gambar bagian kiri menunjukkan data yang menggunakan kesepakatan dimana suatu
titik yang digambarkan di pusat lingkaran sesungguhnya mewakili pusat. Gambar
bagian kanan mewakili kesimpulan yang diperoleh dengan menggunakan teorema dari
data yang ada.
Konvers dari teorema ini juga benar. Jika
talibusur suatu lingkaran yang berhadapan dengan suatu sudut siku-siku pada
keliling lingkaran, talibusur itu adalah diameter. (lihat Diagram pada bagian
atas halaman 103.)
Dengan penggunaan tanda ó untuk biimplikasi, kita dapat
menghadirkan secara bersamaan teorema dan konversnya.
Sejauhmana,
pernyataan visual lebih jelas dan singkat. Berbagai kesulitan muncul ketika ingin
melakukan lebih dari dua hal memberi bukti logis, dan mengarahkan perhatian ke
bagian-bagian tertentu dari diagram. Teorema diatas merupakan kasus kecil
berikut.
- Ukuran sudut pada pusat lingkaran dua kali ukuran sudut pada keliling
yang menghadap pada busur yang sama.
- Tanda bukti teorema menunjukkan agar kita mempertimbangkan
garis ini
- Seperti sudut dengan ukuran 2 siku-siku, yang mempunyai
puncak disini pada tengah-tengah lingkaran.
- Teorema memberi tahukan kita bahwa sudut ini
adalah dua kali sudut ini.
- Tetapi ukuran sudut ini dua kali sudut siku-siku
Jadi ukuran pada sudut ini adalah salah
satu sudut siku-siku.
- Penggunaan kata-kata yang lain mengisyaratkan klasifikasi baru kepada pembaca; sebagai contoh,
bahawa suatu garis lurus boleh
dianggap sebagai sudut khusus. Ini dapat juga ditunjukkan secara visual.
Itu langkah
lebih panjang, tetapi lebih jelas. Ada suatu kemiripan tertentu gambar
kartun ; dan jika seseorang mempunyai bekal untuk maju setahap demi setahap dan membuat gambar yang bergerak, seperti melihat acara televisi, maka penyajian secara visual dapat memberikan keuntungan-keuntungan. Apakah yang menjadi tahap-tahap dari animasi seperti itu? Berikut adalah salah satu kemungkinan. Perhatikan
gambar pertama yang menunjukkan data.
Untuk perbandingan, disini ada bukti
konvensional pada teorema yang sama.
Data : AOB adalah diameter pada lingkaran, dengan titik pusat O.
P adalah titik pada
keliling lingkaran.
Untuk membuktikan bahwa : APB = 1 < siku-siku
Bukti :
AOB = 2 <APB (<pusat = dua kali < keliling lingkaran)
Tetapi AOB = 2 < siku-siku (karena AOB
adalah suatu garis lurus)
Jadi <APB = 1 < siku-siku (TERBUKTI)
Disini kita menggunakan huruf
sebagai petunjuk. Ketika huruf ditemukan di dalam bukti
verbal-algebraic, kemudian kita menjumpai huruf ini di dalam diagram, untuk menujukkan kepada kita mana yang
harus dilihat. Ini lebih baik dibanding menggunakan panah pada halaman
104, dan menghemat penggambaran diagram. Mana yang lebih mudah untuk diikuti, pembaca harus memilih. Bagaimana pendekatan ”gambar-paralel” memecahkan bukti lebih rumit?
- Satu contoh lebih lanjut; sebuah bukti pada teorema yang lebih umum dari yang sudah kita sebutkan terdahulu .
Teorema:
Pembuktian:
b
Apakah ini lebih jelas
daripada pembuktian verbal – aljabar , atau apakah pada kasus lain memang tidak
ada kata yang bisa digunakan untuk pembuktian? Dewasa ini, sistem yang terakhir
lebih mendominan; dan tujuan utama dari uraian diatas adalah menjawab
pertanyaan mengenai “keadaan yang dihadapi”(fait acompli), dan menguji
kontribusi tertentu dari simbolisme visual.
Dua Sistem Dalam Konjungsi
Menurut sejarah, sebuah penggabungan dua sistem ini berasal dari
Descartes. Sebarang titik pada sebuah bidang ditentukan oleh jarak dua garis
(pada umumnya tegak lurus); yang dituliskan sebagai sebuah pasangan. Koordinat adalah
sebutannya, mungkin positif atau negatif.
Titik variabel dihubungkan dengan sepasang variabel numerik, dan suatu himpunan dengan properti karakteristik
yang ditentukan, jarak mereka selalu sepadan dengan r, direpresentasikan semua persamaan yang dipenuhi oleh pasangan koordinat (x, y). Rata-rata kurva ini sulit ditampilkan
secara aljabar: bentuk lonjong/elips, bentuk garis edar planet yang mengelilingi matahari, parabola, bentuk reflektor memberi
berkas cahaya paralel (seperti lampu depan mobil); atau sinar jauh yang terkonsentrasi
sampai batas (seperti teleskop radio).
Dan himpunan titik-titik dengan syarat
yang diberikan yaitu jarak titik-titik itu dari O selalu sama dengan r
digambarkan dengan sebuah persamaan yang memenuhi semua pasangan koordinat
(x,y).
Ini berarti kurva-kurva
dapat dinyatakan secara aljabar, yang sulit digambarkan dengan tepat misalnya
sebuah elips, bentuk dari orbit planet yang mengelilingi matahari.
Sifat umum
dan metris keduanya dapat diselesaikan dengan cara ini: sifat umum, dengan menggunakan relasi-relasi umum antara koordinat-koordinat
variabel; dan sifat-sifat
metris, dengan memberi nilai-nilai
kuantitatif tertentu pada variabel ini. Apa kelebihan dari perlakuan secara
aljabar pada geometri adalah
kekuataan besar dari manipulasi, dan melebihi ketepatan yang dapat dicapai dengan menggambar
secara akurat dengan skala dan pengukuran gambar itu. Tetapi kita masih memerlukan gambar untuk menunjukkan
bagaimana bentuk secara keseluruhan. Sebagai contoh,
tidak jelas dari persamaan kurva yang ditampilkan oleh y2
= 4ax menghilang
di kejauhan, di dalam dua arah; atau yang ditampilkan bergabung kembali dengan dirinya
sendiri; atau suatu perubahan tanda
sederhana yang akan memberi kita pengetahuan
yang berbeda.
Tidak ada
penyajian yang lebih baik
yang ditunjukkan oleh fakta kalau kita sering menggunakan metode yang terbalik. Tidak
hanya dengan kurva, tapi kita dapat mulai dengan konsep aljabar, yang berupa fungsi,
dan menghadirkannya dengan jelas.
Ide mengenai suatu fungsi matematika adalah fungsi yang
menyatakan bagaimana benda-benda dalam suatu himpunan berkorespondensi dengan
yang lain; sebagai contoh,
bagaimana kita menemukan jarak tempuh suatu obyek jika kita mengetahui
waktu; bagaimana arus dari suatu sirkuit dapat ditentukan jika kita mengetahui
voltasenya. Fungsi
dapat ditampilkan dalam berbagai cara, mencakup grafik dan persamaan.
Karena temuan individu memiliki keterkaitan, persamaan
sangatlah tepat. Misal, jika d meter adalah jarak yang ditempuh oleh seseorang dalam kondisi terjun bebas di bawah
pengaruh gaya gravitasi (dengan mengabaikan resistensi udara), dan t waktu
sekon saat jatuh, maka d = 4.9 t2. Sehingga jarak jatuh setelah 1 detik/second adalah 49 x 1 meter,
setelah 2 detik adalah 49 X 1 meter, dan seterusnya. Dengan mengambil (t, d)
sebagai koordinat Cartesian kita dapat menunjukkan secara grafis fungsi secara
keseluruhan. 1tu dibahas secara lebih panjang
di dalam Bab 14.
Perbandingan Dua Jenis Simbol
Pada saat
tertentu kita melakukan rangkuman perbandingan, dan secara garis besar sifat-sifat dari kedua jenis symbol
tersebut saling melengkapi.
Verbal
|
Visual
|
· Sifat abstrak yang bebas dari konfigurasi spasial, seperti misalnya bilangan.
· Lebih mudah dikomunikasikan.
· Dapat mewakili pemikiran sosial.
· Analitis, menunjukkan detail.
· Sekuensial (berurutan).
·
Logis.
|
· Sifat spasial abstrak,
seperti misalnya bentuk, kedudukan.
· Lebih sulit dikomunikasikan.
· Dapat mewakili pemikiran yang lebih individual.
· Integratif, menunjukkan struktur.
· Simultan (serempak).
·
Intuitif.
|
Sifat-sifat yang dapat dikomunikasikan dan disosialisasikan, dari sistem aljabar verbal ialah memberikan suatu
kontribusi pada keunggulannya dibanding sistem visual. Namun mana kala kita
ingin menyajikan struktur secara keseluruhan dari beberapa pokok bahasan,
argumen, atau situasi, simbolisasi visual kembali dipakai, seperti dalam
struktur organisasi (dari
perusahaan hingga tim sepak bola), diagram alir, dan asal-usul/pohon keluarga.
Nilai dari simbolisasi visual
juga ditunjukkan dengan cara menyatakan secara gamblang dalam simbol aljabar, dalam wujud pengaturan ruang dari lambang
tertulis. Ketika dituliskan, maka simbol-simbol itu muncul secara serempak dan pengatura urutannya
dikembalikan dengan membaca sepintas dalam suatu urutan yang telah disepakati. Kita dapat melihat permulaan dan kesimpulan dari suatu
argumentasi, sebelum melakukan
pengamatan secara rinci. Kita dapat menyimpulkan
kapan pun kita ingin, dan ini seringkali menjadi lebih penting ketika
argumentasi dilibatkan. Dengan kata lain,
verbal/lisan, ketika sudah dituliskan,
menunjukkan keseluruhan struktur tambahan pada implikasi rangkaian – logika di
dalam struktur; dan dapat diteliti dengan
cara-cara lain selain cara konvensional dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah.
Simbolisme spasial mengungkapkan caranya ke dalam setiap rincian verbal – sistem aljabar.
1.
Posisi dari angka 2 7 3
membantu menunjukkan angka 2 ratusan, 7 puluhan, 3 satuan.
yang diwakilinya.
2.
Posisi menunjukkan angka
mana yang didapatkan dari , 9 — 5
atau dibagi dengan
3. Posisi menunjukkan hubungan antara dua set, 1 2 3 4 5
seperti dalam proporsi ini. 4 8 12 16
20
4.
Pengaturan spasialnya adalah properti penting dari sebuah matriks.
a1 a2 a3 a4
b1 b2
b3 b4
c1 c2 c3 c4
banyak contoh lain bisa diberi.
Sebelum penutupan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
perbedaan individu dalam
perumpamaan yang dicatat oleh Galton, dan disebutkan di
permulaan. Jika kita berpikir bahwa perumpamaan visual yang paling baik adalah
pada pengintegrasian gagasan; dan bukanlah suatu kebetulan ketika kita pertama kali sadar bagaimana gagasan berhubungan satu dengan yang lain, kita mengacu pada pengalaman, bukan sebagai
tambahan; kemudian kita membuat hipotesa bahwa orang menyumbangkan pemahaman matematika dan pemahaman ilmiah akan menggunakan
visual bukannya perumpamaan auditoris.
Analisa, argumentasi logis, dan pemikiran yang disosialisaikan
sudah pada tempatnya, banyak dihargai di dalam matematika; tetapi kita juga
memerlukan individu yang berpikir, pengertian yang mendalam, dan sintesis. Taraf tertentu yang terdahulu sepertinya mampu memberikan
pengajaran, sekarang hanya dapat dicari. Jika kita
dapat menemukan lebih banyak tentang fungsi dari dua jenis lambang yang dibahas
di dalam bab ini, dan menjadi lebih terampil dalam memilih dan menggunakannya, kekuatan ini cukup baik untuk
membantu kita mengembangkan dan menghubungkan dua aspek komplementer dari pemikiran matematika kita ini.
Komentar