|
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Matematika merupakan
suatu mata pelajaran yang dinilai memegang peranan penting dalam kehidupan
sehari-hari karena banyak permasalahan yang membutuhkan penyelesaian dengan
matematika. Hal ini didukung oleh pendapat Fathani (2009:75) yang mengemukakan bahwa
matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai oleh setiap
manusia karena matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari
manusia. Pentingnya matematika juga diakui Tiro (2010:2) yang menyatakan bahwa
matematika digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
nyata dan digunakan sebagai wahana untuk membentuk cara berpikir dan
kepribadian peserta didik. Dengan pembelajaran matematika diharapkan peserta
didik cermat dalam bekerja, kritis dalam berpikir, konsisten dalam bersikap,
dan jujur dalam berbagai situasi. Dari pendapat tersebut
diketahui bahwa matematika merupakan kunci untuk menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, matematika sangat perlu diberikan
di setiap jenjang pendidikan di sekolah.
1
|
Terkait hal
tersebut di atas, Leonidou dan Philippou (2007:1) menyatakan bahwa konsep
ekuivalensi yang diwakili simbol “sama dengan” merupakan salah satu konsep yang
paling penting bagi perkembangan kemampuan aljabar siswa. Kemampuan siswa memahami simbol “sama
dengan” sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan
persamaan aljabar. Namun, dari hasil penelitiannya, ia menyimpulkan bahwa pemahaman siswa Sekolah Dasar (kelas
3 sampai dengan kelas 6) terhadap tanda “sama dengan” masih sangat kurang. Masalah
lainnya juga terdapat dalam temuan Falkner, Levi, dan Carpenter (dalam Samo,
2008) yang meminta 145 siswa kelas 6 di Amerika untuk memecahkan masalah : 8 + 4 = □ + 5. Semua
siswa menjawab 12 atau 17 harus diisikan ke dalam kotak. Semua siswa cenderung
menjawab dengan menuliskan hasil operasi 8 + 4 atau 8 + 4 + 5.
Selain itu, peneliti sendiri juga
pernah menemukan kesalahan tentang penggunaan simbol “sama dengan” pada saat
siswa menyelesaikan sebuah operasi penjumlahan.
Misal ada soal:
2 + 6 + 7 + 4 = ……
Siswa menjawab : 2 + 6 + 7 + 4 = 8 + 7 = 15 + 4 = 19
Seharusnya siswa menjawab : 2 + 6 + 7 + 4 = 8 + 7 + 4
= 15 + 4 = 19
Jawaban siswa tersebut mengindikasikan bahwa siswa menafsirkan
simbol “sama dengan” sebagai simbol untuk “melakukan operasi” atau simbol “sebelum jawaban” padahal simbol “sama dengan”
menunjukkan kesamaan dua ekspresi. Hal ini juga didukung oleh pernyatan NCTM (dalam Samo, 2008) yang berbunyi “students tend to misunderstand the equal sign as an operator, that
is, a signal for “doing something” rather than a relational symbol
of equivalence or quantity sameness”. Maksud dari
pernyataan tersebut adalah bahwa siswa cenderung tidak paham terhadap simbol “sama dengan” dan menganggapnya
sebagai operator yaitu sebuah sinyal untuk “melakukan sesuatu” daripada
sebagai simbol relasi ekivalensi atau kesamaan jumlah.
Ketidakpahaman siswa terhadap simbol “sama dengan” dapat menjadi
hambatan utama bagi siswa
ketika mereka bergerak dari aritmatika menuju aljabar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cooper dan William
(dalam Samo, 2008) yang menyebutkan bahwa kesulitan siswa bergerak dari
aritmatika ke aljabar berasal dari masalah yang berkaitan dengan sifat operasi,
makna simbol “sama dengan”, operasi, dan makna variabel. Selain itu, NCTM (dalam
Samo, 2008) menyatakan pentingnya konsep “sama dengan” dan meyarankan agar
lebih banyak penekanan interpretasi “sama dengan” diberikan kepada siswa
sebagai dasar belajar aljabar. Oleh karena itu, menumbuhkan
pemahaman terhadap simbol “sama dengan” dapat membantu siswa melakukan transisi
dari aritmatika ke aljabar. Hal ini
mengandung makna bahwa pemahaman terhadap simbol “sama dengan” sangat
berpengaruh terhadap kemampuan aljabar siswa.
Terkait kemampuan aljabar, jika ditinjau dari segi gender, didapatkan
kenyataan bahwa siswa perempuan memiliki kemampuan aljabar
lebih baik daripada siswa laki-laki. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Walker dan Walkerdine ( dalam Singh, 2012:17) yang menyatakan bahwa perempuan lebih unggul dalam kemampuan aljabar. Selain itu, Arends (2001:123) juga menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan matematika antara laki-laki dan perempuan. Dari pernyataan yang
sebelumnya telah diuraikan di atas yaitu pemahaman terhadap simbol “sama
dengan” sangat berpengaruh terhadap kemampuan aljabar siswa sedangkan kemampuan
aljabar antara laki-laki dan perempuan berbeda maka berdasarkan teori yang ada,
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan pemahaman terhadap simbol “sama dengan” antara laki-laki dan
perempuan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pemahaman terhadap
simbol “sama dengan” ditinjau dari gender. Penelitian ini mengungkap bagaimana pemahaman
siswa terhadap simbol “sama dengan” ditinjau dari gender. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V
Sekolah Dasar. Alasan peneliti mengambil subjek penelitian siswa kelas V
Sekolah Dasar adalah karena siswa kelas V Sekolah Dasar lebih mudah untuk
diajak berkomunikasi dibandingkan kelas yang lebih rendah dan mereka sudah
mampu mengungkapkan pendapatnya.
B.
Pertanyaan
penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan yang
muncul dalam penelitian ini yaitu:
1.
Bagaimana pemahaman siswa perempuan
Sekolah Dasar terhadap simbol “sama
dengan”?
2.
Bagaimana pemahaman siswa laki-laki Sekolah
Dasar terhadap simbol “sama dengan”?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1.
Mendeskripsikan pemahaman siswa perempuan Sekolah
Dasar terhadap simbol “sama dengan”.
2.
Mendeskripsikan pemahaman siswa laki-laki Sekolah Dasar
terhadap simbol “sama dengan”.
D. Batasan
Istilah
Agar tidak terjadi
penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan
istilah sebagai berikut.
1.
Pemahaman adalah kemampuan mengaitkan
antara representasi sesuatu dengan jaringan mental yang telah ada dan sesuai.
2.
Simbol “sama dengan” adalah simbol matematika
yang digunakan untuk menyatakan kesamaan nilai antara dua ekspresi.
3.
Pemahaman terhadap simbol “sama dengan”
adalah kemampuan mengaitkan antara representasi simbol “sama dengan” dengan
jaringan mental yang telah ada dan sesuai.
4.
Untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
simbol “sama dengan” diperlukan suatu indikator.
Indikator pemahaman siswa
terhadap simbol “sama dengan” dalam penelitian ini yaitu:
a. Siswa
dapat mengartikan makna simbol “sama dengan” dengan kata-kata sendiri.
b. Siswa
dapat menggunakan simbol “sama dengan” dalam manipulasi aljabar.
c. Siswa
dapat mempresentasikan simbol “sama dengan” dengan tepat dalam menggambarkan
suatu masalah.
d. Siswa
dapat mengecek penggunaan simbol “sama dengan” dalam suatu kesamaan.
5.
Gender adalah perbedaan berdasarkan jenis
kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.
E.
Manfaat
Penelitian
1.
Sebagai informasi tentang pemahaman siswa
kelas V Sekolah Dasar terhadap simbol “sama dengan” agar menjadi bahan pertimbangan guru matematika dalam
merancang dan mengelola proses pembelajaran.
2.
Sebagai referensi
bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian tentang pemahaman siswa terhadap
simbol “sama dengan”.
Komentar